Oleh
Helmi Abdulgani
Petroleum adalah cairan yang terbentuk secara alamiah, ditemukan
dalam lapisan batuan sediment di bawah
permukaan bumi. Oleh karena itu sering disebut minyak
bumi. Sebutan lain untuk minyak bumi adalah minyak
mentah (crude oil). Minyak mentah adalah minyak yang baru keluar dari dalam
perut bumi dan belum mengalami proses pemisahan ke dalam komponennya
masing-masing. Crude oil pada saat baru dikeluar dari
dalam bumi bisa sekental dan sehitam ter, tetapi bisa juga seencer dan sebening air. Mengapa kita membutuhkan minyak bumi adalah karena dalam minyak bumi tersimpan banyak energi yang sangat kita
perlukan. Energi yang dikandung oleh minyak bumi dapat dilepaskan dengan
membakarnya. Itulah yang terjadi dalam mesin motor, mesin mobil atau mesin jet
pesawat udara dan dalam mesin-mesin industri lainnya. Pada zaman sekarang ini
kita tidak bisa hidup dengan nyaman apabila kita mengalami kekurangan energy.
Artinya kita akan menderita bila kekurangan bahan bakar minyak. Mesin
listrikpun butuh bahan bakar yang berasal dari minyak bumi untuk
menjalankannya, walaupun sekarang banyak juga yang menggunakan batu bara,
tenaga panas bumi, tenaga nuklir, sinar matahari, tetapi yang paling banyak
masih menggunakan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi. Minyak mentah(Crude Oil) dalam proses defraksinasi dapat dipisah-pisahkan menjadi beberpa jenis bahan bakar yang berbeda, seperti bensin, solar, minyak pesawat terbang, minyak tanah dan lain-lain sebagainya. Di samping itu minyak bumi ini setelah mengalami proses yang panjang dapat
pula diubah menjadi bebagai jenis plastik, pupuk,
dan bahan-bahan kimia lain. Sehingga dari
bahan dasar minyak bumi berkembanglah dua jenis industry: yaitu industry
perminyakan dan industry petrokimia.
Minyak bumi sudah digunakan sejak empat ribu tahun yang lalu di kerajan Babylon. Batu-batu catatan
(tablet-tablet) yang ditemukan peninggalan kerajaan Persia zaman dulu, mencatat
bahwa kalangan bangsawan Persia zaman itu sudah menggunakan petroleum untuk
pengobatan dan pencahayaan. Pada zaman itu, minyak tidak didapatkan dengan pengeboran
seperti sekarang ini karena pengetahuan dan technologi pada saat itu masih
sangat primitive dibandingkan dengan yang
kita miliki sekarang. Pada zaman itu minyak hanya diambil dari kolom-kolam dimana minyak merembes dari dalam perut bumi dan mengumpul
terapung di atas air di dalam kolam. Menurut catatan-catatan penjelajah Eropah, sumur minyak yang pertama ditemukan di Cina pada tahun 347M.
Begitu juga sistim pengiriman gas dari satu tempat ke tempat lain dengan
menggunakan pipa (bamboo pada saat itu)
pertama sekali dilakukan di Negeri Cina jauh sebelum kita mengenal pipa baja.
Bagaimana terjadinya
minyak bumi?
Ketika dikatakan bahwa minyak terbentuk dari
sisa makhluk hidup jaman purba, banyak orang yang mengira bahwa minyak
terbentuk dari bangkai-bangkai dinosaurus. Tentu dari bangkai-bangkai
dinosaurus dalam kondisi yang tepat bisa saja terbentuk minyak. Tetapi, jauh sebelum munculnya dinosaurus, lautan yang dipenuhi dengan binatang dan tumbuhan mikroskopik menyelimuti sebahagian besar permukaan bumi. Kira-kira 550
juta tahun yang lalu, lautan purba ini telah dipadati oleh
binatang-binatang kecil yang sebut
plankton dan tumbuhan-tumbuhan (algae). Plankton dan algae merajai lautan purba
saat itu. Ketika planton dan algae ini mati, sebahagian besar tenggelam dan mengendap di dasar laut tertimbun
dengan pasir dan lumpur. Dalam
kondisi tertimbun dan berada dibawah permukaan laut, pasti oksigennya sangatlah sedikit. Dalam kondisi oksigen yang
sangat minim ini, terjadilah prosess pembusukan (dikomposisi) oleh
bakteri-bakteri. Pada proses dikomposisi, terjadilah memisahan oksigen, nitrogen,
phosphor dan sulfur yang terkandung dalam bangkai-bangkai planton tersebut.
Karena oksigen yang dikandung jasat-jasat ini sudah berkurang proses pembusukanpun
berkurang pula kecepatanya, sehingga
dari prosess pembusukan itu tersisalah lumpur (sludge) yang kaya dengan karbon dan hidrogen. Kejadian ini berlangsung berjuta-juta tahun lamanya, sehingga tumpukan sedimen yang menimbun sisa
jasat binatang-banatang dan tumbuhan-tumbuhan kecil ini makin lama makin tebal
mencapai ribuan kaki.
Dibawah pengaruh tekanan sangat tinggi yang disebabkan oleh berat air laut dan timbunan sedimen serta
temperatur yang tinggi pula - berasal dari dalam perut bumi- hal ini mengakibatkan sisa bangkai planton dan algae ini berubah menjadi hidrokarbon (minyak bumi dan gas). Jenis hidrokarbon yang terbentuk sangat
tergantung pada tekanan dan temperatur ditempat pembentukannya. Jika
temperaturnya rendah, akan terbentuk asphalt, pada tempertur menengah akan
terbentuk minyak, dan pada temperature tinggi akan terbentuk gas. Pengamatan
selanjutnya menunjukkan bahwa hidrokarbon mulai terbentuk pada temperatur 150 ˚F
(65.5˚C) dan mencapai nilai optimum mulai pada temparatur 225 ˚F (107˚C) sampai dengan 350 ˚F (176.6˚C).
Di atas temperatur 350 ˚F (176.6˚C) pembentukan hydrocarbon akan berkurang
sehingga pada tempertur diatas 500 ˚F (260 ˚C) tidak lagi ditemukan
hydrocarbon. Ini terjadi karena pada temperatur di atas ini semua material
organik akan terbakar (carbonized). Konsequensinya adalah pada source rock yang
tertanam jauh di dalam perut bumi tidak ditemukan hydrocarbon karena temperaturnya
melebihi 260 ˚C . Begitu pula pada tempertus dibawah 150 ˚F (65.5˚C) tidak ada (sangat sedikit) pembentukan
hidrokarbon.
Sering kita dengar petroleum disebut bahan bakar fossil; ini karena petroleum terbentuk dari sisa binatang dan tumbuhan yang sudah mati berjuta-juta tahun yang
lalu. Energy yang dimiliki oleh petroleum ini semuanya berasal dari energy matahari yang dikumpulkan / diserap oleh binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan yang
telah mati itu selama hidupnya.
Petroleum bukan energy yang terbarukan.
Petroleum yang kita pompa dari perut bumi sekarang,
mulai terbentuk ratusan juta tahun yang lalu. Binatang-binatang dan
tumbuhan-tumbuhan kecil yang menjadi sumber dari petroleum ini merajai lautan-lautan
bumi zaman purba. Melihat pada skala waktu geology, sejak periode cambrian 550 ±50 juta tahun
lalu, binatang-binatang dan tumbuhan-tumbuhan kecil ini (di sebut juga Plankton)
telah memadati lautan pada zaman itu. Dari sisa binatang- binatang dan tumbuhan-tumbuhan inilah terbentuknya
pertroleum. Jadi petroleum yang kita bor sekarang dan sebagian masih tersimpan
sebagai cadangan minyak dan gas telah terbentuk dan terkumpul sejak ratusan
juta tahun lalu, dan jumlahnya sangat
terbatas. Jika kita andaikan bahwa jumlah petroleum yang ada di bumi 60 x 1012 barel dan dibagikan dengan lamanya
waktu 550 x106 tahun untuk bumi memproduksinya, maka kita dapat
menghitung berapa banyak minyak terbentuk dalam satu tahun, yaitu (60 x 1012)
/( 550 x106 )= 110 ribu barel pertahun. Proses
pembentukan petroleum secara alamiah sangatlah lambat. Untuk perbandingan,
lihatlah berapa banyak minyak diperlukan oleh Amerika saja. Kebutuhan minyak
Amerika pertahun, di tahun 2011, adalah
6.87 milyar barrel dan ini hanya 20 % dari kebutuhan minyak Dunia. Jadi untuk memenuhi kebutuhan Amerika satu
tahun, bumi perlu waktu sekitar 62 ribu tahun (6.87 x109/110 x103).
Kita tidak mungkin menunggu ratusan jutaan tahun lagi untuk untuk mengantikan
minyak bumi yang sudah kita ambil dari dalam bumi.Oleh karena itu minyak bumi
dikatakan energy yang tidak terbarukan. Kita tidak sanggup menunggu selama itu.
Catatan tambahan
Pada 29 January 2008 Journal of
Geophysical Resear Letter secara rinci memaparkan penemuan petroleum di bulan
terbesar di planet Jupiter -Titan . Space.com , menulis dalam
artikel yang berjudul “ Titan has more oil than Earth” bahwa Titan
memiliki ratusan kali lebih banyak gas alam dan cairan hidrokarbon lainya dari
apa yang kita pernah miliki, sedang kita produksi ,dan semua reserve yang ada
di Bumi. Begitu banyaknya hidrokarbon yang terdapat di bulan Titan, sehingga
danau dan lautannya dipenuhi oleh cairan methane, ethane dan cairan hidrokarbon lainnya.
Di Titan dimana temperature permukaannya
minus 183˚C , dengan atmosphere yang
didominasi oleh gas methane, terjadi
juga hujan seperti yang kita alami di Bumi. Tetapi tidak seperti di Bumi dimana
hujan adalah air, hujan di Titan adalah methane cair yang jatuh dari langit.
©Artikel ini
dirangkai dari berbagai sumber, buku, majalah, tv, internet website dan
lain-lain