Oleh
Helmi Abdulgani
Hampir semua minyak bumi dan gas yang
ditemukan, dari dulu sampai sekarang ,
terkumpul dalam formasi batuan sedimen di dalam lapisan-lapisan bumi. Formasi batuan sedimen ini befungsi sebagai tempat penampungan bagi
minyak bumi dan gas sebelum dikeluarkan ke permukaan. Oleh karena itu bila kita
ingin mencari dimana kemungkian keberadaan minyak bumi dan gas, kita harus terlebih dahulu
mencari dimana keberadaan formasi batuan sedimen tersebut.
Hanya bila kita berhasil menemukan lapisan batuan sedimen, barulah ada
kemungkinan kita dapat menemukan minyak bumi dan gas alam. Perhatikan, saya hanya mengatakan
“kemungkinan kita dapat menemukan minyak dan gas alam”. Kenapa? Karena walaupun
kita sudah berhasil menemukan lapisan batuan sediment, belum tentu didalamnya
terkandung minyak bumi atau gas. Untuk memastikan ada atau tidaknya minyak bumi
dan gas dalam suatu strata batuan sediment, perlu dilakukan beberapa pengoboran
dengan biaya yang sangat mahal. Hanya dengan pengoboran itulah ada atau
tidaknya minyak bumi atau gas dapat dipastikan. Pengamatan satellite,
pengukuran perubahan gaya grafitasi bumi, pengukuran perubahan medan magnit
bumi dan lain-lainya hanya dapat
membantu memprediksi kemungkinan keberadan minyak disuatu lokasi, tidak lebih
dari itu. Tentu dengan adanya teknik-teknik yang lebih canggih yang disebut
belakangan, dapat menaikkan tingkat keberhasilan mendapatkan formasi batuan
sendiment yang mengandung minyak bumi dan gas.
Lapisan batuan sediment
Batuan sedimen terbentuk
dari lumpur dan pasir yang terbawa arus sungai, atau debu yang dibawa angin, dari daratan benua
atau dari daratan pulau dan kemudian terkumpul di dalam cekungan-cekungan laut
atau danau yang tersebar di
permukanan bumi. Prosess ini berlangsung terus menerus selama ratusan juta tahun sehingga endapan lumpur dan
pasir mencapai ketebalan ribuan meter. Endapan lumpur dan pasir ini telah terpadatkan
oleh tekanan air laut dan berat lumpur itu sendiri ditambah dengan tekanan dan temperatur tinggi
telah berubah menjadi batu sedimen yang sekarang dapat ditemukan baik didarat
maupun di bawah laut. Lapisan-lapisan batuan sedimen yang dulu sebagai
cekungan-cekungan di bawah laut, tetap saja disebut cekungan (basin) walupun sekarang telah berada ribuan kilometer dari pinggir laut dan
tertanam ribuan meter dibawah permukaan bumi . Bila minyak bumi atau gas
ditemukan dalam batuan sedimen didarat, disebut lapangan minyak bumi atau gas
onshore, sedangkan bila ditemukan dilaut disebut lapangan minyak atau gas offshore. Pada page sebelumnya, kita telah membahas bagaiman lumpur dan pasir
bercampur aduk dengan sisa binatang dan
tumbuhan kecil jaman purba yang memenuhi lautan dikala itu telah berubah
menjadi minyak bumi dan gas. Kita tidak akan membahas tentang itu lagi disini.
Bila Anda ingin mengetahui lebih detail
lagi baca artikel sebelumnya.
Di Indonesia terdapat kira-kira 60 sedimen basin yang telah
diidentifikasikan, tersebar dari pulau Sumatera sampai ke Irian, dimana 73 %
dari sedimen basin ini berada di lepas pantai. Diantara 60 sedimen basin ini 38
sudah diexplorasikan , dan 14 sedang berproduksi baik minyak atau gas alam.
Lapisan batuan sediment (basin)
ini dapat dikatagorikan ke dalam 2 tipe yang berbeda berdasarkan jumlah minyak
atau gas yang terkandung didalamnya.
• Prolific sedimen basin kaya akan minyak dan gas atau
kedua-duanya. Di Indonesia prolific sedimen basin ini yang paling dikenal
adalah back-arc sedimen basin yang terletak sebelah belakang pergunung bukit
barisan. Kebanyakan back arc sendimen basin di Indonesia terletak di timur laut
pulau Sumatra, Jawa bahagian Utara, dan Nusa Tenggara bahagian Utara . Hampir semua
back –arc sedimen basin sekarang sedang memproduksikan minyak bumi atau gas
• Sterile sedimen basin. Basin ini tidak mengandung minyak yang dapat diproduksi secara
ekonomis, biasanya karena terlalu tipis sehingga kandungan minyaknya terlalu
sedikit untuk dapat diproduksi secara ekonomis.
Mengintip susuan lapisan bumi dengan pantulan
getaran seismic
Dimasa sekarang, semua batuan sedimen yang berpotensi mengandung minyak
bumi dan gas tersembunyi jauh dibawah permukaan bumi, dan juga di bawah
kedalaman air bila dilaut atau di danau. Kedua situasi ini menyebabkan kita
tidak mungkin untuk melihat, dan menemukan lokasi dari lapisan batuan sendiment
yang berkemungkinan mengandung minyak. Untuk itu satu-satunya cara adalah
dengan menciptakan alat yang dapat melihat secara tidak langsung ke dalam perut
bumi dan ke kedalaman laut.
Pada tahun 1930an engineer dan researcher menenukan suatu teknik
pengukuran yang didasarkan pada pantulan gelombang energy getaran. Teknik ini
memancarkan gelombang engergi getaran ke dalam bumi dan menangkap kembali sebagian
dari energi getaran yang dipantulkan oleh lapisan batuan sedimen jauh dari
dalam bumi. Dengan mempelajari dan mengalisa kharakteristik gelombang pantulan
ini, engineer dapat menciptakan gambaran bentuk lapisan batuan yang tersembunyi
di bawah permukan bumi. Teknik ini sekarang dikenal dengan sebutan “seismic reflection”. Technologi tembus
pandang ini telah berkembang pesat sejak saat itu, dan sekarang telah menjadi
jauh lebih canggih dan jauh lebih akurat sehangga dapat memenuhi tantangan
dalam mengidentifikasikan prospek yang kecil sekalipun. Akhir-akhir ini dengan
perkembangan computer hardware dan software yang sangat changgih ,engineer dan
geologist dapat melihat dilayar komputer bentuk tiga dimensi dari lapisan bumi
yang sebelumnya tersembunyi dari penglihatan manusia.
Mendapatkan,
mengumpulkan dan menganalisa data seismic
Di atas telah kita singgung tentang teknik seismic reflection. Di bahagian ini kita akan melihat lebih
detail lagi bagaimana cara mendapatkan, mengumpulkan dan menganalisa data-data
dari seismic reflection tersebut.
• Pertama, energi getaran gelombang
seismic dipancarkan ke dalam bumi. Energi gelombang getaran ini dapat
dihasilkan oleh thumper truck (truk pemukul bumi) dengan cara memenjatuhkan benda yang berat ketanah secara
teratur, atau dengan menggunakan explosive yang diledakkan dalam lobang yang
digali beberapa meter di dalam tanah, dan kalau dilaut, dengan menggunakan “air
gun”
• Energi gelombang getaran seismic yang bersifat isotropic ini menjalar
kesegala arah, dan setiap kali membentur lapisan batuan baru, jauh di dalam
bumi, sebahagian dari energi ini akan dipantulkan kembali kepermukaan, (seperti
cahaya yang dipantulkan oleh cermin) dan sebahagian lagi akan meneruskan
perjalanan menembus lapisan-lapisan batuan bumi selanjutnya. Di samping itu
setiap kali gelombang getaran melalui
lapisan batuan yang berbeda cepat rambatnya berubah
• Iring-iringan energi getaran yang dipantulkan kembali ke permukaan
dicatat oleh reseptor (receiver) yang sangat sinsitif yang disebut “geophone” . Yang pertama sekali tiba di geophone adalah
gelombang yang merambat dipermukaan, diikuti oleh gelombang yang datang dari
lapisan geologi pertama, setalah itu dari lapisan giologi kedua, ketiga dan
seterusnya. Dilaut prinsip yang sama juga digunakan. Disini recivernya adalah “hydrophone”
yang dijejerkan dan di tarik oleh motor boat. Hidrophone mencatat setiap iring-iringan
gelombang yang datang sama seperti apa yang dilakukan oleh geophone.
• Operasi ini diulang berkali-kali dengan memindahkan vibrator pemancar
gelombang dan receivernya ketempat yang berbeda-beda. Hanya jika jumlah data
yang diperlukan sudah mencukupi, barulah opersi ini dihentikan. Bila kecepatan
rambat gelombang dalam setiap lapisan giologi dapat diketahui, maka gembaran
dari kedalaman setiap lapisan dapat diciptakan dengan menghitung waktu yang
dibutuhkan oleh gelombang itu untuk kembali kepermukaan,
Data yang diperoleh dari hasil oxplorasi ini begitu banyaknya, hanya
dengan kemputer yang sangat kuat dan cepat serta software yang canggih ,gambar
3 D dari suatu lokasi dapat diciptakan. Sekarang dengan perkembangan computer yang
begitu pesat gambar 4D -yaitu penambahan dimensi
waktu- sudah pula dapat dibuat. Gambar 4D ini penting untuk mengontrol
lapangan minyak bumi atau gas yang sedang berproduksi.
Dengan adanya gambar-gambar ini, lokasi-lokasi dimana minyak bumi dan
gas tersembunyi dapat diperhitungkan dengan lebih mudah. Kemungkinan sukses
dalam mendapatkan minyak bumi dan gas jauh lebih tinggi.
Walaupun demikian, seismic emiging tidaklah 100 % akurat, ada beberapa
penyebab ketidak akuarat tersebut
Permasalahan yang dialami pada saat pencatatan gelombang akan
menghasilkan data yang kurang akurat. Tanah yang lembut dan tidak merata yang
terdapat didekat permukaan bumi dapat mengganggu jalannya iring-iringan
gelombang sehingga susah dilakukan koreksi ketika data diproses. Pada kedalaman
yang besar, energi gelombang yang dipantulkan sudah sangat lemah sehingga ini
dapat menyebabkan kesalahan pada hasil penghitungan dan menghasilkan gambar
yang kurang jelas. Pada daerah-daerah yang belum dibor secara extensive,
kecepatan rambatan gelombang sering
sekali tidak diketahui dan ini dapat menyebabkan kesalahan kalkulasi dan
menghasilkan gambar yang tidak benar. Pada daerah-daerah dengan struktur geology
yang komplek, analisa seismic biasanya tidak dapat memberikan gambar yang dapat
dipercaya.
Akhirnya penulis sangat berterima kasih pada pembaca sekalian kiranya
dapat meberikan kritikan-kritikan dan saran supaya tulisan kecil ini dapat diperbaiki
kalau ada kekeliruan, supaya kita semua mendapat mengambil manfaat dari tulisan
ini.
Wassalam
Helmi Abdul gani.
Fundamental of Petroleum
Second Edition. The University of Texas at Austin
Lihat
blog saya yang lain